Rabu, 08 September 2010

TENTANG MINAHASA

Tabea Waya!

Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa! Minahasa adalah bangsa yang basar! Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang! dengan Semangat 'KEBANGSAAN MINAHASA' kita bangun daerah kita dalam kerangka bernegara Republik Indonesia, sekawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, dan sedunia.

Pakatuan wo pakalawiren!

Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita!
Kalu torang bersatu torang musti bapencar, biar lei torang bapencar torang tetap satu!

I Yayat U Santi!
SIAPA BANGSA MINAHASA ITU?

MINAHASA berasal dari kata dasar "ESA" yang berarti "Satu". Minahasa berkembang dari Malesung, Maesaan, Minaesaan, Mahasa, Minahasa, yang pada intinya berarti "MENJADI SATU". Istilah ini dipakai oleh sub-etnis Minahasa yang notabene hidup di ujung utara pulau Sulawesi, untuk pertama kali disebut 'MINHASA' (Minahasa) pada abad XVIII.
Jadi pada pengertian awal, nama 'Minahasa' bukanlah nama 'Etnis',melainkan'Persatuan' dari sejumlah suku/sub-etnis tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, pengertian nama 'Minahasa' berubah menjadi sebuah komunitas 'Bangsa' atau 'Etnis'.Seringkali etnis/bangsa/suku-bangsa Minahasa disamakan dengan 'orang Manado' (=orang dari ex Keresidenan Manado atau ex Afdeling Manado) atau 'Kawanua' (=orang/teman sekampung).


BANGSA MINAHASA
Bangsa Minahasa adalah semua orang yang termasuk dalam sub-etnis Malesnung:
- Tonsea
- Tombulu
- Tondano/Toulour
- Tountemboan
juga dari:
- Tonsawang
- Ratahan-Pasan (Pasan Wangko)
- Ponosakan
- Bantik
serta Borgo dan Bawontehu.

Pengertian eksklusif ini menjadi:
- Secara genetika keturunan Toar-Lumimuut.
- Secara genetika warga suku Tonsea, Tombulu, Tondano, Tontemboan, Tonsawang, Ratahan-Pasan, Ponosakan, Bantik, Borgo-Bawontehu.
- Beragama Kristen
- Menjunjung tinggi rasa persatuan Tou dan Tanah Adat Minahasa

Selain pengertian BANGSA MINAHASA SECARA EKSKLUSIF itu, ada term modern terhadap Bangsa Minahasa:
- Diam dan atau lahir di atas Tanah Adat Minahasa
- Secara genetika turunan Toar-Lumimuut atau sub-etnis tersebut di atas
- Bukan asli Minahasa namun lahir dan atau diam di atas Tanah Adat Minahasa
- Perantauan yang merasa diri sebagai orang Minahasa karena mengaku dan menghargai Adat dan Budaya Minahasa sebagai miliknya sendiri
Pengertian BANGSA MINAHASA SECARA INKLUSIF ini mencakup keseluruhan aspek yang menjadikan orang non Minahasa dianggap menjadi bagian dari Bangsa Minahasa karena alasan yang dikemukakan di atas.


TANAH ADAT MINAHASA

Yang disebut Tanah Adat Minahasa adalah tanah air, tumpah darah Bangsa Minahasa yang berbatasan alam dengan ex kerajaan Bolaang-Mongondow di selatan yang dibatasi oleh garis kuala Poigar hingga kuala Buyat, serta pulau-pulau di sekitarnya.

Secara administratif, Tanah Adat Minahasa (Tanah Air Minahasa) berada di daerah kabupaten/kota:
- Kabupaten Minahasa Utara
- Kota Manado
- Kota Bitung
- Kota Tomohon
- Kabupaten Minahasa ("Minduk")
- Kabupaten Minahasa Selatan ("Minsel")
- Kabupaten Minahasa Tenggara ("Mitra")


Komentar Dr. Sam Ratulangi tentang Tanah dan Bangsa MINAHASA:

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.

Sekarang saya datang pada suatu pertanyaan: ”Apa yang harus kita lakukan bila kita menghendaki adanya perubahan?” Untuk menjawabnya, saya akan memberikan beberapa keterangan tentang bangsa dan negara Minahasa. Saya juga harus dapat memperhatikan bahwa kita tidak boleh menaruh persyaratan dan harapan yang terlalu tinggi.
.....
Akhirnya, rangkuman dari kesimpulan saya adalah :
1.Orang Minahasa sebaiknya diberikan pendidikan yang baik (bermutu) dan solid (berbobot). Hilangkanlah batasan-batasan bahasa dan etnik, karena batasan-batasan itu hanya timbul oleh karena ada kelompok-kelompok yang bertikai.
2.Orang Minahasa diberikan tugas dalam mengusahakan peradaban Sulawesi di bawah pengawasan dan kepemimpinan intelek .

(Dari: "Het Minahassisch Ideaal / Cita-cita Minahasa" oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘sGravenhage, Nederland - 28 Maart 1914. Terjemahan dlm bahasa Indonesia oleh sdr. Alva Supit dari Tondano, sedangkan beberapa catatan kaki tlh ditambahkan oleh Prof. W.J. Waworoentoe.)

PESAN PARA BAPAK BANGSA MINAHASA:

Pesan Dr. Sam Ratulangi:
"Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya;Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa."

Pesan Ds. A.Z.R. Wenas (Ketua Sinode GMIM 1942-1967):
"Tanah dan Bangsa Minahasa adalah ciptaan dan anugerah Tuhan. Gereja Tuhan di Tanah Minahasa harus menjalankan misinya lepas dari pengaruh kuasa negara, sambil melaksanakan kesaksian kenabiannya melalui perbuatan yang nyata dengan mencerdaskan manusia, menolong orang yang sakit dan mengangkat derajat kesejahteraan Bangsa Minahasa."


Gubernur Jendral Hindia-Belanda Duymaer van Twist tentang Minahasa:

"Minahasa adalah satu-satunya sumber kas bagi negara, ia telah menyumbang saldo bagi Hindia Belanda dan, sekali lagi, semua keuntungan itu hanya diperoleh melalui Minahasa”.

LAGU-LAGU PATRIOTIK BANGSA MINAHASA
==================================
Lagu Patriotik Anak-anak Sekolah Minahasa Abad ke-19

~Minahasa tercinta
~Dengar kedong hatiku.
~Karna ontongmu kuminta
~Limpa berkat pada Huw.
~Mana dapat, djauh dan rapat,
~Tanah lebih ejlok trang?
~Tagal itu, sabagitu
~Bejta tjinta angkau grang.

Lagu Kebangsaan Tou Minahasa Tahun 1927

~Hai Orang Minahasa gnap
~Angkatlah Hatimoe
~Dan minta berkat jang tetap
Kepada Toehanmoe
~Siapa tjinta printahNja
~Jang berikan oentoeng trang
~Ialah minta slamatNja
~Dibrikan Allah grang 2x

--------------------------------------------------------------------
O Minahasa (“Hymne Minahasa”)

O ... Minahasa Kinatoanku
Salarimae Unateku
Milek Ungkawangunanu
Ngaranu Kendis wia Nusantara
Na un Cingke, Pala wo Kopra
Se ma Teles me Lelowa

Ref: Dano Toulour; Depo wo Numamu
Tembur Lokon wo Soputan Mawes
Umbangumu

O ... Kinatoanku
Sawisa Mendo Endo Leos
Paleosta Ne Matuari

O... Minahasa Tempat Lahirku
Sungguh Bangga Rasa Hatiku
Memandang Keindahanmu ...
Namamu Masyhur di Nusantara
Karna Cengkih, Pala dan Kopra
Kagumkan Pasaran Dunia ...
Ref: Danau Tondano dan Sawah Ladangmu
Asap Lokon dan Soputan Menghiasi
Alammu ...

O ... Minahasa Tempat Lahirku
Aku Rindu Setiap Masa
Aman Damai dan Sentosa


Lagu " Mars Minahasa" oleh: Herman Jacob Wenas

Minahasa di ujung Celebes Utara
Itu tanah airku ...
Tondano, Tomohon, Tonsea, Kawangkoan, Kakas, dan Amurang ...
Kalabat, Soputan, Lokon, Dua Sudara
Gunung di Minahasa ...
Pertemuan mata
Jangan kita lupa

Suatu tempat yang amat subur
Dan lagi tanah yang kaya
Di sana tinggal ibu dan bapa
Serta saudara dan sekalian teman

Minahasa tanah tumpah darahku
Itu ada buah hatiku
Sako mangemo nan tanah jao
Mangemo mi lei lek lako sayang

Minahasa di ujung Celebes Utara
Itu tanah asalku
Manado, Tonsea, Tondano, Kawangkoan
Ratahan, Amurang

Kalabat, Soputan, Lokon, Dua Sudara
Gunung di Minahasa
Pertemuan mata
Jangan kita lupa


Lagu "Opo Wana Natas" oleh: Johanis Ngangi

Opo wana natas e
Tembone se mengale ngalei
Tembone se mengale ngalei
Pakatuan pakalawiden

Kuramo kalalei u langit
Tentumo kalalei un tana
Kuramo kalalei un tana
Tentumo kalalei ta in tou

Nikita in tou karia
Eni mapa susuat uman
Eni mapa susuat uman karia
Wia si Opo wananatas

Si Opo wana natas
Sia si matau ampeleng
Sia si matau ampeleng
Mamuali wia mbawoin tana


Opo Wana Natas

Opo’ Wana natas, Tembone se Mengale-ngalei
Tembone Se Mengale-ngalei, Pakatuan Pakalawiren

Kuramo Kalalei Langit, Tentumo Kalalei Un Tana’
Kuramo Kalalei Un Tana’, Tentumo Kalalei ta in Tou
Nikita Intou Karia e Ni Mapasu Suat Uman
Nimapasu Suat Uman, Kana Wia si Opo’ Wana Natas.

Si Opo’ Wana Natas, Sia Simata’ U Am Peleng.
Sia Simata’ U Am Peleng, Mamuali Wiam Bawoin Tana’.

(Terjemahannya: Allah Maha Tinggi:
Allah Bapa di Sorga, Lihatlah Kami Yang Memohon
Lihatlah Kami Yang Selalu Memohon Keselamatan
Sebagaimana Umurnya Langit, Demikian Juga Umurnya Bumi,
Sebagaimana Umurnya Bumi, Demikian Juga Umur Kita Manusia.
Kita Sebagai Manusia, Hai Teman, Hanya Berserah Pada Tuhan
Hanya Berserah Kepada Tuhan di Tempat Yang Tinggi.

Karangan bebas: Allah Maha Tinggi:
Allah Bapa di Sorga, Lihatlah Kami Memohon Lihatlah Kami yang Memohon, Berkat Serta Perlindungan-Mu Langit Bumi Ciptaan-Mu Serta Sekalian Isinya Murah-Mu Tak Dapat Diukur, Kasih-Mu Tak Berkesudahan 2X Bapa Dalam Yesus Kristus, Kami Umat-Mu Datang Menyembah Tolong dan Lindungi Kami yang Lemah, Ampuni Salah Dosa Kami Ya Allah Bapa Kami, Sertai Jalan Hidup Kami. PadaMulah Kami Berserah, Karna Engkau Harapan Kami
Ya Allah Bapa Kami, Sertai Jalan Hidup Kami. PadaMulah Kami Berserah, Karna Engkau Harapan Kami)


LUAS TANAH AIR MINAHASA

Luas Tanah Minahasa sekitar 5.220 km², adalah luas secara keseluruhan (Kota Manado sendiri luasnya 157,26 km², Kota Bitung luasnya 304 km², Kota Tomohon luasnya 114,2 km², Kabupaten Minahasa Selatan luasnya 2.120,80 km² (tahun 2007 Kabupaten Minahasa Tenggara mekar dari Kabupaten Minahasa Selatan dengan luas 710,83 km². Jadi luas Minahasa Selatan tinggal 1.409,97 km²), Kabupaten Minahasa Utara luasnya 918,49 km², sedangkan luas total Kabupaten Minahasa induk tinggal 2.100 km²). Dengan demikian luas Tanah Minahasa adalah 1/40 luas Pulau Sulawesi.


AGAMA BANGSA MINAHASA

Orang Minahasa dahulu kala mempunyai sistem kepercayaan tradisional yang bersifat monotheisme. Agama suku Minahasa adalah agama yang memuja adanya satu pencipta yang superior yang disebut Opo Wailan Wangko, Empung. Agama asli Minahasa oleh orang Eropa disebut Alifuru, yang memiliki ciri animisme, walaupun hal ini ditolak oleh sejumlah ahli. Orang Minahasa juga mengenal adanya kekuatan semacam dewa, yaitu orang-orang tua yang memiliki kekuatan spiritual maupun yang dihormati dan disegani (para dotu) yang telah meninggal. Mereka ini kemudian disebut sebagai Opo (suku Tontemboan menyebutnya Apo).
Sang Esa dikenal dengan nama Empung, atau Opo Wailan Wangko, Opo Menambo-nembo, Opo renga-rengan, yang bermukim di Kasendukan serta dilayani para Opo (dewa). Disamping dunia manusia di bumi, penduduk percaya ada dunia tengah (Kalahwakan) yang didiami para Dotu. Para Dotu ini menjadi medium manusia di bumi dengan Empung di dunia atas. Leluhur awal mempercayai jiwa manusia tidak mati, tapi pergi ke tempat tinggal leluhurnya.
Pada saat bangsa Eropa tiba di Minahasa, agama Kristen diterima dengan tangan terbuka. Pada mulanya agama Kristen Katolik disebarkan oleh misionaris bangsa Spanyol dan Portugis abad ke-16 dan 17 dan dilanjutkan abad ke-19. Pada saat Belanda masuk di Minahasa, pemeluk Katolik dialihkan menjadi Protestan. Penyebaran Protestan dilakukan oleh zendeling (pekabar injil Belanda) berkebangsaan Jerman dan Belanda. Kedudukan kolonial Belanda yang bertahan selama tiga abad di Minahasa menyebabkan orang Minahasa lebih banyak memeluk aliran Protestan.
Setelah agama Kristen diperkenalkan oleh para misionaris dan zendeling dari Eropa maka agama Kristen diterima oleh orang Minahasa sebagai agama suku-bangsa Minahasa.

Aliran Kristen yang terbesar adalah Kristen Protestan, khususnya Presbiterian (atau Kalvinis), selain aliran protestan lainnya seperti Pantekosta, Advent, Baptis. Jumlah pemeluk Protestan berkisar 80-90 persen. Kristen Katolik juga menjadi aliran kristen yang dipeluk oleh orang Minahasa walau hanya berkisar 10 persen. Ada juga agama yang lainnya yang dipeluk oleh para pendatang di Minahasa seperti Budha (umumnya dipeluk etnis Cina), Hindu (umumnya dipeluk etnis Bali), dan Islam (kecuali suku Ponosakan yang merupakan satu-satunya suku Minahasa yang memeluk agama ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar