Christian Bautista Live in Manado
Christian Bautista tampil di Blue Banter Piazza Manado 16/4/2010 ……
Lantunan lagu-lagu romantisnya, seperti Since I Found You, The Way You Look At Me, dan Beautiful Girl, membuat pengunjung tak mau beranjak walau diguyur hujan. Yang menarik ia juga membawakan lagu Kenangan Terindah yang dipopulerkan oleh Band Samsons. Meski mampu membawakannya dengan indah, seusai bernyanyi ia mengaku sulit membawakan lagu dalam bahasa Indonesia.
Di sela-sela penampilannya, Christian membagikan CD album terbarunya dengan beberapa pertanyaan pada penonton, salah satunya ia menanyakan Bahasa Tagalog dari “I like you”. Penampilannya ditutup dengan lagu rohani yang berjudul Here I’am to Worship yang diikuti penghayatan dari penonton.
Acara yang bertajuk Heaven’s Fest feat Christian Bautista, di mana Manado Post menjadi media partnernya, juga dihadiri pengunjung dari Filipina. Festival ini dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam lewat kegiatan Bazaar Heaven’s Market dan Motorcycle Modification dan ditutup dengan Live Worship, diisi dengan perfoma dari Favore, Fandi Idol dan Christian Bautista.
Sebelumnya, Christian juga hadir di Manado Trade Center (MTC) jam 5 sore untuk promo album terbarunya Romance Revisited. Meski terlambat, para fans tetap setia menunggu kedatangan pria tampan asal Filipina ini.
(http://www.manadopost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=62176)
Christian Bautista arrival in Novotel Manado
Christian Bautista singing at Blue Banter Manado
Photo Courtesy Novotel Manado Golf Resort and Convention Centre
Add comment June 14, 2010
Surga Tersembunyi di Minahasa Tenggara
Selama ini, kalau berbicara soal pariwisata di Sulawesi Utara, yang terlintas di pikiran adalah Taman Nasional Laut Bunaken, salah satu primadona diving di dunia.
Sesungguhnya, selain Bunaken dengan keindahan taman lautnya, masih banyak tempat wisata yang tidak kalah menarik untuk disambangi.
Tidak jauh dari Bunaken, sekitar dua jam berkendara, terdapat Kabupaten Minahasa Tenggara [Mitra] yang diam-diam menyimpan sejuta pesona.
Ada Teluk Buyat, Pantai Bentenan, Pantai Lakban, Danau Bulilin, Pasak Wanua (batu yang dijadikan alat pengesahan terbentuknya satu desa pada jaman dahulu) dan Bukit Pengharapan.
Minahasa Tenggara adalah kabupaten yang baru, pemekaran dari Minahasa Selatan.
“Sebagai daerah baru, Minahasa Tenggara belum banyak dikenal. Padahal banyak potensi yang bisa digali, seperti pertanian, perkebunan dan pariwisata,” kata Pnj Bupati Albert Lontoh dalam jumpa pers pameran Discovering Southeast Minahasa di Plasa Senayan, Jakarta, Jumat (4/5/2008).
Sementara itu, Michael Sukri, dari OdyDive, mencontohkan, pemandangan bawah laut di Teluk Buyat tidak kalah indahnya dengan Bunaken. “Terumbu karangnya juga masih rapat, karena selama ini Buyat belum dibuka untuk obyek wisata,” ujarnya.
Oleh karena itu, digelar pameran foto Minahasa Tenggara sebagai bagian dari upaya mempromosikan pariwisata di daerah yang memiliki 6 kecamatan dan 76 desa tersebut.
Pameran yang diselenggarakan pada 4-6 April 2008 di Plasa Senayan, merupakan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minahasa Tenggara, OdyDive, PT Newmont Minahasa Tenggara, dan fotografer.net.
“Pameran ini menarik karena dibuat oleh fotografer media massa yang sehari-hari membuat berita foto. Dari ratusan foto, kami menyeleksi 34 foto terbaik,” kata Kristupa Saragih, pendiri situs fotografer.net.
Diharapkan, dengan adanya pameran foto ini, dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, khususnya di luar Sulawesi Utara untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di Minahasa Tenggara.
[Source : http://nasional.kompas.com/read/2008/04/04/18162582/surga.tersembunyi.di.minahasa.tenggara
Add comment February 12, 2010
Bentenan
Bentenan The Hidding Paradise……..
Mulai dari Pantai sampai Kain, all is Amazing!
BENTENAN BEACH RESORT
In the Southeast Minahasa regency,North Sulawesi. easily accessible from Manado than from Tondano a number of superb beaches are to be found. About 90 kilometers from Manado,near Belang,lies the hidden paradise of Bentenan. There are several miles of unsploit palm – fringed,sandy white beaches and a cluster of tiny Islands. Here you can escape for a while,enjoy sunbathing and swimming,boating,finishing,snorkeling,and diving. There is a beach resort with cottages and marine sports facilities a available here.(http://www.sulut.go.id/tourism/minahasa.html)
Kain Bentenan (Bentenan Weaving), Southeast Minahasa (Minahasa Tenggara, Mitra)
Kain tenun Bentenan merupakan kain karya Suku Minahasa yang sekitar abad ke-7 membuat busana dengan menggunakan bahan-bahan dari serat kulit kayu yang disebut fuya, diambil dari pohon lahendong dan pohon sawukouw, serta nenas serta pisang, disebut koffo dan serat bambu disebut wa’u.
Sekitar abad ke-15, orang Minahasa mulai menenun dengan benang katun dan hasil tenunan inilah yang dinamakan Kain Tenun Bentenan. Dari Desa Bentenan yang terletak di Pantai Timur Minahasa Selatan (distrik Pasan, Ratahan, Ponosakan dan Tonsawang) inilah, kain tenun Bentenan pertama. Ditemukan dan terakhir ditenun di daerah Ratahan pada tahun 1900.
Pada massanya, kain tenun Bentenan adalah salah satu kain yang sangat tinggi mutunya di dunia. Bukan saja karena teknik pembuatannya (bentuk kain lingkaran tanpa guntingan, sambungan kain dan menggunakan bel, lonceng kecil di sekeliling kain, sehingga disebut Pasolongan Rinegetan, namun juga karena di saat sebelum menenun dilaksanakan, ritual pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa dilantunkan.
Kain Bentenan memiliki tujuh motif yaitu tonilama (tenun dari benang putih, tidak berwarna dan merupakan kain putih), sinoi (tenun dengan benang warna warni dan berbentuk garis-garis), pinatikan (tenun dengan garis-garis motif jala dan bentuk segi enam, merupakan yang pertama ditenun di Minahasa. Juga tinompak kuda (tenun dengan aneka motif berulang), tononton mata (tenun dengan gambar manusia), kalwu patola (tenun dengan motif tenun Patola India) dan kokera (tenun dengan motif bunga warna-warni bersulam manik-manik). Kain Bentenan ini bisa dilihat di di Museum Nasional, Jakarta, Museum Tropenmuseum, Amsterdam, Museum voor Land-en Volkenkunde, Rotterdam, Museum fur Volkenkunde, Frankfurt-am-Main, Jerman, Ethnographical Museum, Dresden, dan Indonesisch Ethografisch Museum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar